Oleh:
(Pengelola Jurnal TSAQAFAH)
Ada sebuah kisah menarik yang diungkapkan oleh Maulana Jalaluddin Rumi. Suatu ketika di pinggir jalan ada tiga orang miskin yang sedang duduk-duduk. Lewatlah seorang saudagar dan memberi sekeping uang untuk mereka bertiga. Ketiga orang miskin ini berasal dari daerah yang berbeda, Romawi, Arab, dan Turki. Masing-masing dari mereka ingin memaksa yang lain untuk mengikuti keinginannya dalam menggunakan uang tersebut. Hal ini menimbulkan permasalahan diantara mereka. Orang Romawi berkata, “Uang ini harus kita belikan rastafil.” Orang Arab berkata, “Uang ini harus kita belikan inab.” Orang Turki berkata, “Uang ini harus kita belikan uzum.”Ketidakpahaman antara satu dan lain hampir menimbulkan perkelahian diantara mereka. Untunglah lewat seorang ahli bahasa yang paham bahasa Romawi, Arab, dan Turki. Setelah memahami maksud dari mereka, orang itu pun pergi membeli buah anggur dengan uang keping tadi. Tidak lama kemudian orang itu datang dan membawa buah anggur yang membuat ketiga orang miskin tadi senang. Orang Romawi berkata, “Alhamdulillah, ini adalah rastafil yang saya inginkan.” Orang Arab berkata, “Alhamdulillah, ini adalah inab yang saya mau.” Orang Turki berkata, “Alhamdulillah, ini adalah uzum yang saya cari.”
Kisah diatas memberi pelajaran penting kepada kita betapa pentingnya dalam menguasai bahasa suatu kaum. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Terlebih di zaman globalisasi ini, bahasa sangat diperlukan untuk persaingan di tingkat internasional. Dengan menguasai berbagai macam bahasa, serasa dunia berada dalam genggaman tangan kita. Terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris. Karena dua bahasa ini mempunyai peran besar di kancah internasional.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, profesi penerjemah merupakan salah satu pekerjaan yang menjanjikan. Seorang penerjemah pada masa itu akan mendapat hadiah berupa emas seberat buku yang diterjemahkannya. Sebagaimana yang dihadiahi oleh khalifah al-Ma’mun kepada Hunain bin Ishaq. Kegiatan terjemah ini pula yang menjadi salah satu faktor kejayaan Islam dimasa lampau.
Bagi kita kaum muslim, penguasaan bahasa Arab akan sangat membantu dalam beribadah. Seperti ketika menuaikan ibadah haji misalnya. Anda tidak akan bersusah payah untuk mencari penerjemah ketika membutuhkan sesuatu di tanah suci. Paham bahasa Arab dengan berbagai cabang ilmunya –Nahwu, Sharf, Balaghah, Mantiq, dll- juga akan memudahkan kita dalam memahami al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam. Karena al-Quran ditulis dalam bahasa Arab. Dan akan sangat nikmat membaca al-Quran jika ketika membacanya kita mengerti isinya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah, serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab. Maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab.” Beliau juga mengatakan bahwa bahasa Arab memberi pengaruh besar dalam kehidupan seorang muslim. Seorang muslim yang pandai dalam bahasa Arab akan sangat mudah memahami kitab-kitab klasik yang dikarang oleh ulama-ulama terdahulu. Sehingga semakin menguatkan pengetahuannya seputar agama.
Sementara bahasa Inggris saat ini menjadi bahasa yang paling banyak dijadikan sebagai bahasa resmi berbagai negara di dunia. Tercatat ada 53 negara dan 10 organisasi antarbangsa yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya. Meskipun ada sebagian orang yang memberi cap bahasa Inggris sebagai bahasa orang kafir, tidak salah juga bagi orang muslim untuk mempelajarinya. Karena mempelajari bahasa Inggris bukan untuk mengikuti kebiasaan orang Barat, tasyabbuh. Setidaknya kemampuan dalam berbahasa Inggris akan memudahkan kita dalam memahami tulisan orientalis yang banyak menyudutkan Islam.
Seseorang yang mengerti berbagai bahasa dunia, akan sangat mudah dalam meningkatkan karirnya. Dia akan menjadi manusia yang penuh percaya diri ketika bergaul, mudah berkonsultasi dengan klien dari mancanegara dan sukses dalam kerjasama tingkat internasional. Dia juga akan selamat dari tipu daya kliennya apabila kliennya berniat jahat. Maka tidak heran kalau ada pepatah yang mengatakan,
من عرف لغة قوم سلم من مكرمهم
“Barang siapa menguasai bahasa suatu kaum, maka ia akan selamat dari tipu daya mereka.”