IKHLAS DAN KEDAMAIAN JIWA

Oleh: Zakiya Maulida, S.Ag

(Guru MI Al-Hikmah Jonggol)

Setiap orang memiliki peran dan tugas masing-masing dalam kehidupan. Akan tetapi tugas dan peranan manusia pada umumnya adalah merupakan profesi bagi mereka. Ada yang bekerja pada tataran atas, menengah bahkan pas-pasan. Manusia bekerja pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya sehari-hari. Dengan demikian kebanyakan orang bekerja hanya berorientasikan kepada materi.

Manusia pada umumnya telah mendikotomikan antara hal-hal yang bersifat empiris dan metafisis. Hal ini disebabkan faham materialisme yang telah lama muncul di kalangan masyarakat Barat pada umumnya. Bukan hanya berkembang di kalangan Barat, bahkan faham ini telah masuk dan berkembang di berbagai Negara Islam. Padahal dalam Islam sendiri tidak ada dikotomi antara urusan Agama dan Negara, yaitu keduanya saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Maka, orientasi orang bekerja perlu ditata kembali, yaitu dengan berorientasikan untuk menjalankan perintah Allah semata. Dengan demikian cara seseorang untuk memahami makna dari segala pekerjaan yang ada, perlu menggunakan cara pandang secara Islam. Dengan demikian, sikap yang Islam berikan terhadap suatu pekerjaan, adalah rasa keikhlasan dalam suatu pekerjaan yang merupakan salah satu nilai mendasar dalam ajaran Islam.

Ketika seseorang bekerja dengan ikhlas, segala pekerjaannya mampu ia lewati dengan lancar. Dengan demikian sikap keikhlasan memunculkan etos kerja yang tinggi, menjadikan manusia-manusia yang unggul dan berprestasi. Maka manusia akan bekerja tanpa ada tekanan dan paksaan, sehingga muncul dalam diri seseorang rasa tenang dalam segala hal dalam kehidupannya sehari-hari.

Banyak contoh yang dapat kita ambil kaitannya dengan hal ini. Misalnya peristiwa yang dialami oleh Nabi Ayyub As. Dalam kisah yang menceritakan tentang kehidupan Nabi Ayyub diceritakan bahwa kehidupannya dipenuhi dengan berbagai macam cobaan, sehingga ia rela kehilangan semua harta bendanya, anak-anaknya bahkan istri-istrinya. Akan tetapi Nabi Ayyub begitu sabar dan ikhlas menghadapi cobaan dalam hidupnya, karena ia yakin bahwa semua cobaan yang ia hadapi adalah suatu ujian yang Allah berikan kepadanya. Maka, dari rasa ikhlasnya yang begitu tinggi, yang telah teruji, Nabi Ayyub mendapatkan kembali kenikmatan yang Allah berikan, karena orientasi yang ada dalam kehidupannya hanyalah untuk beribadah kepada Allah, seperti ajaran yang telah tertulis dalam Al-Qur’an bahwa, Allah menciptakan manusia dan jin tidak lain hanyalah untuk menyembah kepadaNya.

Bukan hanya kisah-kisah para Nabi yang perlu kita teladani, akan tetapi telah banyak contoh di sekililing kita bahwa kehidupan orang-orang yang memiliki jiwa keikhlasan tinggi, seperti kisah kakek renta yang ikhlas dalam memperbaiki jalan berlobang di Surabaya menggunakan bongkaha-bongkahan aspal, yang mana tidak ada sepeserpun orang mau untuk memberikannya upah. Karena pada dasarnya dia sendiri bekerja tanpa mengharapkan upah datang, dengan demikian maka semakin tenanglah ia menghadapi setiap ujiannya di dunia ini, seakan-akan mereka tidak memiliki beban yang mengikat mereka. Karena dalam jiwa mereka terdapat keikhlasan yang tujuannya tidak lain hanyalah untuk mencari ridho Allah.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa ikhlas dalam diri seseorang. Pertama dengan bersyukur, yaitu ketika menerima berbagai macam cobaan hendaklah melihat kepada orang lain yang pada saat itu mendapatkan musibah yang jauh lebih sulit dari pada cobaan yang kita hadapi. Kedua dengan tujuan untuk ibadah, hal ini sesuai dengan perintah Allah bahwa tujuan hidup manusia pada dasarnya adalah mencari ridho Allah yaitu dengan beribadah kepadanya. Ketiga menggunakan cara pandang Islam, yaitu melihat tujuan suatu pekerjaan bukan hanya kepada materi, akan tetapi dibalik materi itu sendiri yaitu yang bersifat metafisik. Hal-hal demikian apabila diamalkan disetiap pekerjaan kita, maka setiap pekerjaan kita akan mendapat berkah.

 Dengan demikian, sikap ikhlas harus dipahami dan diterapkan oleh setiap orang di dunia ini. Karena pada dasarnya ikhlas merupakan ajaran Islam yang perlu diterapkan di setiap kehidupan manusia dalam menghadapi berbagai pekerjaan yang ada. Dan disaat seseorang bekerja dengan ikhlas, maka yang ada dalam dirinya hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Sehingga akan timbul rasa tenang di dalam diri seseorang dengan berbagai pekerjaan yang ada, sehingga segalanya akan terasa sangat ringan dan menyenangkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *